Bola mata Jokic seperti sudah bisa merefleksikan cincin juara yang tepat berada di hadapannya. Dia hanya butuh satu kemenangan lagi.
DEWATOGEL– Tidak diragukan lagi, center Denver Nuggets, Nikola Jokic, adalah pebasket paling dominan saat ini. Segala rekor baru dan pencapaian individu di Final NBA cukup membuktikan itu. Tinggal satu hal yang kurang, yaitu membawa dirinya dan Nuggets juara NBA pertama kali.
Pencapaian sempurna telah berada di hadapan Jokic (27). Unggul 3-1 atas Miami Heat, Nuggets hanya butuh satu kemenangan lagi di laga kelima final NBA 2023 untuk menjadi juara. Laga terpenting itu akan berlangsung di markas mereka sendiri, Ball Arena, Denver, Selasa (13/6/2023) pagi WIB.
”Masih satu kemenangan lagi. Kami butuh satu gim lagi. Saya suka karena kami sama sekali tidak santai, tidak merasa nyaman. Tim ini masih mati-matian menginginkannya. Fakta itu membuat saya bahagia,” kata Jokic, setelah mencuri dua gim beruntun di kandang Heat.
Menjelang laga kelima, semua mata tertuju ke Jokic, kandidat terkuat Most Valuable Player (MVP) Final. Dia hanya selangkah lagi menuju puncak dunia setelah mendominasi sisi individu dalam tiga musim terakhir. Cincin juara akan melengkapi perjalanan fenomenalnya, terutama pada playoff musim ini.
NBA sudah berusia 77 tahun. Namun, Jokic masih mampu mencatat rekor serba pertama. Mulai dari mencatat 500 poin, 250 rebound, dan 150 asis dalam satu edisi playoff, sampai menciptakan 32 poin, 21 rebound, dan 10 asis dalam satu laga final. Semua dihasilkan di final pertamanya.
Rekor itu pula yang menggambarkan kuasa mutlak pria Serbia berjuluk ”Si Joker” itu atas Heat. Heat punya Bam Adebayo, center spesialis bertahan yang masuk ke All-Defensive Team NBA empat musim terakhir. Namun, ilusi Jokic di lapangan terlalu rumit untuk dipecahkan.
Jokic terlalu lengkap, bahkan untuk level megabintang NBA. Sosok setinggi 2,11 meter itu bisa menjadi apa pun yang dibutuhkan tim. Dari mesin skor, fasilitator, atau hanya diam dan menarik gravitasi lawan. Belum ada dalam sejarah NBA, raksasa yang punya kemampuan dan kecerdasan sepertinya.
Jokic mencatat rerata 30,8 poin, 13,5 rebound, 8 asis, dan 1,5 blok di final. Catatan poin, rebound, dan blok miliknya adalah yang terbanyak di antara semua pemain dari kedua tim. Jumlah asisnya hanya kalah dari guard Nuggets, Jamal Murray (10,5 asis).
Sebagai konteks, sejak gelar MVP Final diberikan pada 1969, tidak ada satu pun peraihnya bisa menyamai angka rerata Jokic meraih dua digit pada dua kategori poin dan rebound, mencatat minimal 30 poin dengan tambahan 8 asis. Dua sosok yang dijuluki pemain terhebat sepanjang masa, Michael Jordan dan LeBron James, pun tidak pernah.
Peraih dua kali MVP dalam tiga musim terakhir itu yang akan kembali menghantui Heat pada laga eliminasi nanti. Murray, rekan yang selalu membantu Jokic, pun sangat yakin pesta juara sudah sangat dekat.
”Kami sudah siap menjadi juara. Kami punya segalanya untuk mencapai itu,” ujarnya.
Senjata Nuggets
Setelah empat gim berlalu, termasuk dua kali menang di Kaseya Center, tampak tidak ada yang bisa menghalangi Nuggets. Senjata mereka terlalu banyak. Selain Jokic, ada Murray yang konsisten sebagai fasilitator. Dia juga unjuk gigi menjadi eksekutor di gim 1 (26 poin) dan gim 3 (34 poin).
Waktu 315 detik selama Jokic ditarik keluar pada kuarter terakhir gim 4 cukup memperlihatkan kualitas timpang kedua tim. Saat waktu tersisa 9 menit 24 detik, Jokic diistirahatkan karena melakukan lima pelanggaran. Nuggets unggul 86-76. Semestinya, Heat bisa memanfaatkan momentum saat lawan kehilangan jantungnya.
Kami butuh satu gim lagi. Saya suka karena kami sama sekali tidak santai, tidak merasa nyaman. Tim ini masih mati-matian menginginkannya.
Namun, Nuggets hanya hilang keunggulan 1 poin saat Jokic kembali bermain, lebih dari 5 menit kemudian. Mereka masih unggul 96-87. Pemain lain mengambil peran itu, seperti forward Aaron Gordon (27 poin) dan pemain cadangan Bruce Brown (21 poin). Heat bahkan kesulitan melawan Nuggets tanpa Jokic.
Pelatih Nuggets Michael Malone berkata, hal paling spesial justru bukan di serangan yang masih berjalan tanpa Jokic. ”Serangan kami memang tidak seindah saat ada Nikola, tetapi saya senang karena lima pemain di lapangan bertahan sangat baik. Itu adalah kunci kemenangan kami,” jelasnya.
Sebaliknya, pilihan serangan Heat sangat sedikit, hanya mengandalkan Jimmy Butler dan Adebayo yang beroperasi di area dalam. Para penembak jitu Heat tampil inkonsisten, antara lain guard Max Strus dan Gabe Vincent. Mereka berdua hanya menyumbang total 2 poin di gim terakhir.
Heat berada di tepi jurang kegagalan. Dari 36 kesempatan, hanya satu tim yang bisa bangkit dan menjadi juara setelah tertinggal 1-3 di final, yaitu Cleveland Cavaliers pada 2016. Butler dan rekan-rekan harus menghadapi misi nyaris mustahil itu dengan menang tiga kali beruntun.
”Saya mengatakan kepada anak-anak agar merasakan emosi yang berkecamuk. Mungkin mereka tidak akan bisa tidur, tetapi saya kenal grup ini sangat kompetitif. Kami melewati jalan berliku untuk berada di sini. Kami akan membawa duel ini kembali ke Miami,” kata pelatih Heat Erik Spoelstra.
Satu-satunya modal Heat adalah kemenangan di kandang Nuggets pada gim 2. Mereka menjadi tim pertama yang menaklukan Nuggets di Ball Arena sepanjang playoff musim ini. ”Kami belum selesai. Kami akan bertarung lebih baik. Sekarang fokus kami hanya meraih tiga kemenangan,” tutur Butler.