WNA asal Cina bersama 24 pasangan diduga lakukan perbuatan mesum digaruk Satpol PP dari sejumlah hotel di Sumedang, Jawa Barat.
4 pelajar juga ikut dijaring.
Pasangan pelajar mesum diinterogasi anggota Satpol PP Sumedang, Jawa Barat dari sebuah hotel, Sabtu (31/8/2019). (DEWATOGEL.ASIA / SR )
Sebanyak 24 pasangan diduga mesum digaruk Satpol PP Sumedang, Jawa Barat, dari sejumlah hotel, Sabtu (31/8/2019) malam.
Dari ke 24 pasangan diduga mesum ini, satu di antaranya merupakan Warga Negara Asing atau WNA China.
Selain itu, pada operasi antipekat dalam rangka pergantian tahun baru Islam, 1 Muharam 1441 Hijriah ini diamankan juga empat pelajar tingkat SMA yang kedapatan tengah berada di dalam kamar hotel.
Selain diduga mesum, keempat pelajar terdiri dari tiga laki-laki dan seorang perempuan ini juga kedapatan tengah mengonsumsi minuman keras di dalam kamar hotel.
Plt Kepala Satpol PP, Linmas, dan Damkar Kabupaten SumedangDeni Hanafiah mengatakan, 24 pasangan diduga non-muhrim ini diamankan karena tidak bisa menunjukkan identitas sebagai pasangan suami istri yang sah.
“Ada empat pelajar yang kami amankan, satu perempuan, tiga laki-laki, dalam kamar mereka tengah minum minuman keras,” ujarnya kepada Dewatogel.asia usai operasi di kantor Satpol PP Sumedang, Sabtu (31/8/2019) pukul 22.45 WIB.
Deni menuturkan, keempat pelajar akan diberikan pembinaan dan pihak Satpol PP juga akan menghubungi orangtua dari keempat pelajar tersebut.
Deni menyebutkan, saat diinterogasi, keempat pelajar ini mengaku tidak atau belum melakukan hubungan badan di dalam kamar hotel tersebut.
“Kami berikan pembinaan dan nanti biar dijemput orangtuanya dengan harapan dapat memberikan efek jera,” tuturnya.
Efek jera ini pula, kata Deni, yang diharapkan dalam operasi antipekat ini sehingga pasangan bukan muhrim tidak lagi melakukan praktik asusila di dalam hotel di wilayah Kabupaten Sumedang.
Deni menambahkan, hal serupa berlaku bagi WNA asal China yang diduga merupakan pasangan mesum karena tidak dapat menunjukkan identitas sebagai pasangan suami istri yang sah.
“Setelah kami data, kami berikan pembinaan. Mereka bisa kembali pulang, kecuali empat pelajar ini yang masih menunggu untuk dijemput orang tuanya,” katanya.