— Kondisi Mazda Motor sedang tidak sehat dan tak kunjung membaik semasa pandemi virus corona (Covid-19). Nikkei melaporkan pada akhir pekan lalu Mazda meminta pinjaman dana 300 miliar yen (Rp41,8 trilun, kurs 0,0072 yen) dari tiga bank besar di Jepang dan institusi lainnya buat berjuang menghadapi krisis.
Bisnis Mazda tak berjalan sebagaimana mestinya sebab pandemi menghantam penjualan mobil hingga menukik tajam. Situasi juga semakin sulit sebab pabrik mereka di Jepang dan Amerika Serikat terpaksa harus ditutup.
Situasi itu semakin membebani Mazda yang sebenarnya sudah mengalami masalah lemahnya penjualan sebelum pandemi dan aliran dana yang negatif. Pinjaman dana segar diharapkan bisa membangun kembali kondisi keuangan mereka.
Tiga bank yang dimintai utang adalah MUFG Bank, Sumitomo Mitsui Banking, dan Mizuho Bank. Selain itu Mazda juga meminta kepada Development Bank of Japan yang dimiliki pemerintah dan Sumitomo Mitsui Trus Bank.
Pada Desember 2019 Mazda memiliki 500 miliar yen dan sekitar 63 miliar yen sekuritas. Mazda juga sudah mendapatkan jalur kredit sekitar 200 miliar yen dari Sumitomo Mitsui Banking dan lembaga keuangan lainnya.
Namun demikian arus kas bebas periode April-Desember 2019 negatif 130 miliar yen. Pinjaman modal baru dikatakan bakal membantu Mazda menghadapi dampak Covid-19 yang terus berlarut.
Penjualan mobil Mazda pada Februari jatuh 14 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu. Lantas pada Maret performa kembali turun sebesar 33 persen.
Mazda bukan satu-satunya produsen otomotif yang meminta bantuan keuangan. Toyota telah meminta pinjaman 1 triliun yen, Nissan mengharapkan 500 miliar yen. Di Amerika serikat, General Motors meminjam US$16 miliar dan Ford US$15,4 miliar.