DEWATOGEL – Tahun 1994, Dewa 19 merilis salah satu lagu yang ditasbihkan para pecinta alam sebagai lagu kebangsaan, berjudul Mahameru. Liriknya dinyanyikan Baladewa bersama Ari Lasso, ‘Mahameru sebuah legenda tersisa, puncak abadi para dewa’.
Diterjemahkan secara gamblang saja, lirik lagunya jelas menggambarkan kondisi Dewa 19 hari ini. Mereka berada di puncak piramida band-band di Indonesia. Lagu-lagunya menembus sekat generasi, genre, segmen sosial dan waktu. Dan itu semua tercermin dengan mudah dari nama mereka sendiri, dewa, sebuah entitas yang agung.
Malam ini, Sabtu (12/8/2023), Dewa 19 rasanya sudah menyelesaikan perjalanan mereka ke puncak gunung tertinggi di Jawa itu. Jika dulu para anggota bandnya memang benar-benar mendaki gunung, sekarang, mereka untuk pertama kalinya, naik pentas di stadion paling sakral di Indonesia, Gelora Bung Karno.
Dewa 19 mencetak sejarah besar untuk mereka sendiri. Setelah panggung sebelumnya di Jakarta International Stadium (JIS) dengan 70 ribuan penonton, kini di Stadion GBK mereka menghadap 85 ribu penonton yang memadati seluruh tribun GBK sampai ke area festival.
Ahmad Dhani Cs tampil hampir tiga jam. Menyajikan lebih dari 30 lagu, mulai dari album pertamanya di medio 1992 sampai karya-karya terakhirnya.
Tiga vokalis, Ello, Virzha dan Ari Lasso bertindak sebagai vokalis utama. Tampil bergantian menyanyikan lagu-lagu seperti kapsul waktu. Pangeran Cinta, I Want to Breakfree, Angin, Cukup Siti Nurbaya, Takkan Ada Cinta yang Lain, Sudah menjadi babak pertama. Disambung duet Dewa 19 dengan salah satu solois muda paling berkabar, Lyodra.
Penyanyi 20 tahun itu menyanyikan Sumpah I Love You, Begitu Salah Begitu Benar, dan lagu bernuansa dangdut, Sedang Ingin Bercinta.
“Lyodra ini adalah penyanyi 20 tahun pertama yang ditonton 85 ribu orang. Yuk om sama keponakannya nyanyi bareng,” bunyi dialog Ahmad Dhani dan Lyodra di atas panggung.
Sandhy Sondoro menyusul menjadi vokalis yang berduet. Hidup Adalah Perjuangan, Dua Sedjoli dan Mistikus Cinta menjadi lagu pilihan vokalis dengan warna vokal yang khas itu.
“Ini adalah malam bersejarah untuk saya, karena Dewa 19, saya bisa nyanyi di GBK,” Shandy mengucapkan harunya.
Lagu-lagu Dewa 19 bukanlah karya yang asing di telinga masyarakat Indonesia. Di berbagai kesempatan, baik sendiri di dalam kamar, perjalanan, maupun tongkrongan dengan gitar, Dewi, Risalah Hati, Selimut Hati dan Pupus, kerap dibawakan. Akan tetapi, sihir GBK benar dan nyata adanya.
Bagaimana tidak, lagu-lagu yang selalu diputar berulang kali itu, tetap saja membuat bulu di sekujur tubuh merinding. Kata-kata dalam lirik lagunya dinyanyikan oleh 85 ribu orang, di tempat sebesar itu, mampu mengorek segala rasa untuk diteriakkan keluar dari rongga dada bercampur dengan udara Jakarta.
Nada piano pertama di lagu Cinta Kan Membawamu Kembali sontak menerbangkan segala memori. Mesin waktu bagi mereka yang hidup lebih dulu, surat cinta bagi mereka yang tengah dilanda.
Tajuk konser malam mini, Dewa 19 All Stars Stadium Tour, turut mengundang mantan keybordis Dream Theater, Derek Sherinian. Lalu Richie Kotzen, produser, gitaris sekaligus vokalis yang pernah memperkuat Poison dan Mr. Big. Gitaris Bon Jovi setelah Richie Sambora, Phil X pun turut diundang. Terakhir, ada vokalis Whitesnake, Dino Jelusic.
Bersama-sama, mereka membawakan Highway to Hell, Jump, Bohemian Rhapsody, Somebody to Love dan aransemen Arjuna dengan lirik berbahasa Inggris campur Indonesia. Sekali lagi menjadikan Ahmad Dhani musisi paling jenius dan inovatif yang dimiliki Indonesia.
Di babak terakhir penampilan Dewa 19, lagu ciptaan pertama mereka, Bayang-Bayang dinyanyikan dengan iringan piano. Setelah beberapa lagu, seperti Kirana, Roman Picisan dan tentu saja, lagu sekaligus ritual paling khidmat dari Dewa 19, Kangen, Ari Lasso kemudian memberikan kata-kata terakhir.
“Saya ingin dalam hidup saya, saya diiringi 85 ribu flashlight. Terima kasih Dewa 19 sudah membawa saya dalam keindahan ini. Dan karena kalian satu-satunya.”
Kamulah Satu-satunya dan Separuh Nafas menjadi dua persembahan terakhir. Lagu hits yang menggambarkan perasaan Dewa 19 kepada para penggemar setianya. Baladewa adalah satu-satunya yang membuat Dewa 19 bertahan sampai hari ini, dan tanpa Baladewa, band kelahiran Surabaya itu kehilangan separuh nafasnya.
Sebagai encore, We Are the Champion milik Queen dinyanyikan bersama All Stars dan All Artist.